Sumber Inspirasi Saya
Post on 04 January 2022 by admin@bmira
Selain pak Tjok Agung Pemayun dari desa Pejeng, adalah LOU ZELDIS almarhum yang menjadi sumber inspirasi saya. Awal pertama bertemu tahun 2009 di butik kecil di Ubud. Almarhum sedang menitipkan kain-kain batiknya untuk dijual di butik tersebut.
Entah mengapa walaupun sekilas ada sesuatu yang mengikat dan tertanam mendalam di dalam hati. Ada motif batik poleng dengan gaya yang khas, yaitu warna sogan yang mengelilingi setiap kotak. Sayangnya saat itu saya tidak langsung berkenalan dan meminta nomor handphonenya.
Tahun 2013 saya melihat batik-batik itu dijual di salah satu hotel di Ubud. Keinginan untuk membuat batik ini muncul kembali. Lagi saya kunjungi butik tersebut dengan tujuan ingin berkenalan, belajar, dan meminta ijin untuk memproduksi ulang motif poleng dengan gaya “LOU”.
Menurut informasi pemilik butik, ternyata LOU sudah meninggal karena kanker paru-paru di tahun 2012. Saya hanya diberikan nomor handphone Penny ahli warisnya, karena LOU tidak mempunyai keluarga. Entah motif poleng ini punya Bali dan mungkin ada pembatik yang sudah membuat motif poleng ini, saya tetap merasa tidak benar apabila saya memproduksi tanpa ijin dari ahli warisnya.
Sore itu saya berbincang dengan Penny dan dia menyambut baik ide saya untuk membuat batik Poleng itu kembali.
27 Oktober 2013 Batik poleng pertama kali saya pakai. Selanjutnya cerita tentang batik Bali dan terobosannya mengalir dan menjalani takdirnya.
I Love Gianyar, I love Bali, I love Indonesia.